Tips android terbaru | Trik bermain game android lengkap

VG : Catherine Lore 3 & Kestrel Lore 2 - The Right Tool Tor The Job (Bahasa Indonesia)

Catherine Lore 3 & Kestrel Lore 2 - The Right Tool Tor The Job

The Right Fool For The Job
The Right Fool For The Job

Para Stormguard menunggu di luar rumah Ardan menunggu sinyal Catherine untuk menyerang ...


"Itu benar-benar dia."


Kestrel menembakkan kilauan cahaya putih kearah prajurit yang berbisik dari semak-semak di bawahnya. Tiap prajurit Stormguard sudah tahu apa yang harus dilakukan daripada berbicara setelah berada di posisi masing-masing. Tetap saja, tiap wanita bersembunyi di luar rumah yang samar-samar karena mulai gelap harus melihat pemakaman seorang wanita berambut pirang yang saat ini sedang bersusah payah mengeluarkan seekor kambing dari gerobak tua. Julia seharusnya sudah mati.


Kambing itu ditarik dengan talinya, menangis seperti anak kecil.


Kestrel menunggu di cabang sebuah pohon zaitun untuk sinyal dari Catherine di posisi yang telah dia lakukan selama berjam-jam. Kakinya sudah mati rasa. Busurnya diletakkan di depannya dengan terikat sebuah tali baja. Dia menggosokan jari dan jempolnya yang terbungkus sarung tangan, menikmati percikan di bawah kulitnya, tapi dia tidak akan menggunakan panah energi malam itu. Tali busurnya sudah terpasang dengan kuat, seluruh unit Stormguard belum ada yang menggunakan sihir mereka sejak melewati wilayah Gythia. Para pakar teknologi tidak percaya dengan sihir, dan hal terakhir yang mereka butuhkan di daerah berkabut dan banyak mesin ini yaitu perhatian.


Dia menyodok-nyodokkan lidahnya ke pipinya, dia melihat adik Storm Queen di kejauhan. Merawat si kembar dengan penuh tawa di matanya tanpa ada keraguan. Kestrel menekuk jari-jari kakinya untuk menghilangkan mati rasanya, memutar bahu kirinya, menempelkan pahanya pada cabang pohon itu, menarik anak panah lalu membuat suara burung hantu sebagai sinyal. Catherine membalas dengan siulan untuk tetap menahan serangan.


Kambing itu bersuara semakin keras dan semakin menyedihkan seiring matahari tenggelam. Di dalam jendela terlihat Julia sedang berdebat dengan suaminya, seseorang dari pasukan pakar teknologi. Si kembar terlihat sekilas sedang berkejaran di tempat tidur. Si anak laki-laki berteriak yang menggetarkan tanah dan membuat matahari lebih cerah, lalu redup kembali. Keturunan dengan sihir, Kestrel berpikir dalam keheningan. Tidak heran Storm Queen menginginkan mereka dalam keadaan tanpa luka. Dia menunggu sampai si kembar berbaring, mengarahkan panahnya ke ujung jendela depan jauh dari kamar tidur, lalu mengulangi sinyalnya. Catherine bersiul lagi untuk menunggu.


Malam semakin larut, bintang-bintang bersinar terang di langit yang tak pernah ada di Mont Lille. Di dalam terlihat laki-laki dengan kunci pas. Julia membanting pintu. Suara kambing kembali muncul, Kestrel semakin jengkel. Dia dapat bertahan dalam posisi itu semalam penuh kalau perlu, tapi tiap menit dia menunggu merupakan menit dimana sesuatu hal bisa menjadi salah.


Laki-laki itu mengapitkan gauntlet di tangannya. Sinyal-sinyal terus berbunyi dari berbagai penjuru. Catherine tetap memerintahkan untuk menunggu lagi dan suara kambing menangis dan ada sesuatu yang salah; mereka seharusnya sudah menyerang sejam yang lalu. "Apa lagi yang dia tunggu?" Seorang prajurit menggerutu. Kestrel biasanya mendapat misi sendirian, bukan dengan beberapa kumpulan orang. Terlalu bergantung pada banyak orang. Terlalu bising. Tidak dapat berpikir.


Dia melepaskan anak panahnya dan kambingpun akhirnya terdiam.


Seseorang prajurit di semak-semak tertawa. Kestrel kembali mengambil anak panahnya. Prajurit itupun langsung diam.


"Dia Tahu," Bisik wanita di bawah sambil mengeluarkan pedangnya.


Bisikan dan suara pedang itu terdengar keseluruh pepohonan zaitun. Di suatu tempat cahaya biru samar-samar muncul lalu lenyap. Seorang laki-laki di dalam bersusah payah dengan baju pelindungnya, istrinya berusaha membantu menjepitkan jarinya pada sebuah pengapit. Inilah "Saatnya," dan yang mereka semua tunggu adalah siulan dari Catherine.


Siulan tak pernah muncul.


Kestrel menurunkan busurnya, dan menaruh kembali anak panah di punggungnya.Saat kaca depan pecah, Kestrel melompat turun dari pohon. Menghiraukan duri-duri yang mengenai kakinya, dia berjalan menunduk mendekati rumah itu.


Dia berayun melewati jendela dengan satu tangan, dengan busur di atas bahu satunya.Catherine terlihat berdiri di belakang dengan air matanya yang mengalir, seekor gagak dengan leher yang sudah patah berada di genggaman tangannya.

Translate By UUL
Official Lore : http://www.vainglorygame.com/news/kestrel-lore-the-right-tool-for-the-job/

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : VG : Catherine Lore 3 & Kestrel Lore 2 - The Right Tool Tor The Job (Bahasa Indonesia)